Di masa kecilnya, Novita mengalami kerasnya hidup dalam kemiskinan. Ia dititipkan oleh orangtuanya pada seorang kerabat agar bisa tetap bersekolah, namun ternyata disana ia merasakan pengalaman yang sangat pahit.
“Saya ditaruh di Tasik, disana saya diperlakukan dengan semena-mena dan kasar sekali. Saya harus mikulin air yang jaraknya satu kilo dari rumah, juga cuci piring dan kalau terlambat sedikit saja langsung ditendang. Duh.. saya dendam sekali. Sakit hati sekali kalau ingat peristiwa itu.”
Penderitaan demi penderitaan terus membayangi hidup Novita, bahkan dalam pernikahannya ia mengalami siksaan dari sang suami.
“Suami saya itu orangnya kasar, selama saya nikah sering dianiaya sama suami saya. Di pukul, ditendang, tetapi itu mungkin karena saya terlalu cerewet juga. Suami saya itu orangnya kaku dan jarang bicara, jadi masalah apa-apa dijawabnya dengan pukul. Bahkan kepala saya pernah dibentur-benturin ke tembok karena masalah sepele.”
Menyesal, itulah yang muncul dalam hati Novita tentang pernikahannya. Pria yang ia nikahi ternyata seorang yang sadis. Dendam, sakit hati dan trauma membuat diri Novita berubah.
“Dapat uang dari suami, saya langsung pergi. Main, bergaul dan juga merokok, saya merasa bahagia dengan melakukan semua itu. Saya bahagia karena merasa dihargai disitu. Disanalah ada teman yang memberitahu saya, ‘Nov, ke dukun yuk.. Biar suami kamu baik.’”
Disitulah Novita mulai masuk dalam dunia perdukunan, mulai dari pasang susuk dan melakukan berbagai ritual ia jalani untuk menaklukan hati suaminya.
“Tujuannya supaya suami sayang sama saya, supaya orang menghormati saya. Akhirnya benar, suami saya jadi ngga pernah mukul, dan jadi baik. Tapi kok lama-lama dia malah jadi kaya bloon. Bloonnya ya, kalau saya pulang malam, dia ngga pernah marah.”
Namun keberhasilannya menaklukan suaminya tidak membuat Novita puas. Ia mulai berpetualang menaklukan hati berbagai pria untuk memuaskan rasa sakit hatinya.
“Saya Cuma senang di hargai, senang dia suka sama saya, tapi habis itu klo dia sudah suka, saya tinggalin. Dengan saya berbuat itu, saya merasa puas. Terus terang saya lakukan itu karena dendam sama suami saya.”
Sekalipun permainannya di luar sudah terendus oleh suaminya, Novita seperti tak gentar. Ia malah makin dalam terjerumus dalam perdukunan. Tetapi tanpa ia sadari, apa yang ia lakukan membuat dia menggadaikan nyawanya pada setan.
“Suatu waktu kepala saya pusing, saya pikir sakitnya cuma pusing-pusing begitu aja, tapi akhirnya ngga sadar dan saya dibawa ke rumah sakit.”
Selama tiga hari Novita terbaring di rumah sakit dalam keadaan koma. Setelah beberapa hari tidak ada perubahan, suami Novita memindahkannya ke rumah sakit lain. Disanalah sebuah fakta mengejutkan disampaikan oleh dokter yang menanganinya.
“Ternyata serabut-serabut diotaknya sudah rusak, sudah tidak bekerja lagi. Selain itu tensinya juga sudah 40/0,” ungkap Yopie, suami Novita. “Dokter bilang bahwa ini sudah ngga bisa tertolong lagi.”
Saat itu nyawa Novita sudah berada di ujung tanduk, suami dan adik-adiknya sudah berkumpul dan menangis mengelilinginya.
“Waktu itu sebelah saya ada orang yang meninggal, saya lihat dia bangun. Dia ngajakin saya, ‘Bu, sini bu. Ikut saya..’ Dalam koma itu saya bilang, ‘Ngga, kamu sudah mati, tapi saya belum mati.’”
Saat hampir putus pengharapan itu, Yopie memohon pertolong pada Tuhan dan berdoa, “Tuhan, kalau Tuhan sayang sama saya dan istri saya, tolong pulihkan istri saya. Sembukan istri saya.”
Namun saat Yopie sedang berdoa, Novita sedang dalam sebuah perjalanan spiritual yang tidak pernah ia akan lupakan.
“Saat itu saya seperti dibawa ke suatu tempat, saya lihat seperti sumur Lapindo, kaya air mendidih, tapi disana keluar kepala-kepala orang. Lalu saya bilang, “Tuhan, saya haus.. saya haus..’ Lalu dijawab, ‘Ya udah, kamu pulang aja dulu. Selamatkan anak kamu, suami kamu. Lalu saya kebangun, saya langsung minta makan. Lapar…” tutur Novita.
Novita tiba-tiba tersadar dari komanya. Setelah menjalani pemeriksaan ulang, ternyata hasilnya begitu mencengangkan dan diluar akal sehat manusia.
“Ternyata otak-otaknya menyusun ulang kembali. Mata saya juga masuk lagi. Dokter juga bilang kalau ini mukjizat, ini pertolongan Tuhan.”
Peristiwa itu mengubah total kehidupan Novita, ia dengan rendah hati datang kepada Tuhan dan mengakui semua dosa-dosanya.
“Saya ingat semua dosa-dosa yang saya lakukan, mulai dari perselingkuhan hingga minuman dan rokok. Soal ke dukun… pokoknya segala macam yang saya lakukan membuat perasaan saya tidak karu-karuan. Saya merasa kotor, tidak ada artinya, saya ini sampah! Kayak gitu lah… Untuk menyebut nama Tuhan aja saya merasa ngga layak. Tapi saya sadar kalau Tuhan sayang sama saya. Tuhan ngga biarin saya. Tidak meninggalkan saya. Saya Cuma bisa nangis dihadapan Tuhan dan bilang, ‘Halleluya, puji Tuhan.. terima kasih Tuhan..’”
Pertobatan Novita tidah hanya berhenti disitu, ia pun memberanikan diri mengakui semua yang telah ia lakukan kepada suaminya.
“Saya kaget,” ungkap Yopie. “Untung sekarang ngakunya. Kalau dulu, laki-laki dan perempuannya sudah saya dor.. Tapi karena saya sudah janji sama Tuhan, saya harus punya kasih lah.. yang udah, udah…”
Sejak saat itu, ada pemulihan dalam rumah tangga Novita. Kebahagiaan yang dulu dicarinya dengan berbagai cara, ternyata ada di dalam Yesus Kristus.
“Tuhan Yesus itu baik buat saya, sangat baik bahkan. Pokoknya Dia tidak ada duanya deh…” demikian Novita mengungkapkan syukurnya pada Tuhan. (Kisah ini ditayangkan 28 Januari 2011 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Sumber Kesaksian:
Novita Pessak
No comments:
Post a Comment