Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” ??Markus 4:26-29
Yesus membandingkan hal Kerajaan Allah seperti benih yang bertumbuh dan berkembang sehingga menjadi buah. Berlawanan dengan budaya modern masa kini, di dalam Kerajaan Allah segala sesuatu tidak terjadi dengan instan. Untuk meraih kesuksesan, kebesaran maupun kekayaan, ada proses dan masa penantian yang harus kita lalui; tidak ada jalan pintas.
Di dalam perjalanan itulah kita belajar, mendapat pengertian dan pemahaman menjadi orang yang sukses. Karakter kita dibentuk dan dipoles sehingga menjadi semakin seperti Kristus. Jika Anda memilih untuk cepat sukses atau kaya, Anda sebenarnya sudah merampok hikmat, pelajaran dan pengalaman bagaimana menjadi sukses dari diri Anda. Kesuksesan yang didapat melalui jalan pintas tidak akan bertahan lama, karena pondasinya kurang teguh untuk menopang dengan kuat. Oleh karena itu sangat penting untuk Anda membangun apapun yang Anda cita-citakan di atas satu-satunya dasar fondasi yang kuat, yaitu Yesus Kristus, batu karang yang teguh dan yang tidak akan pernah tergoyahkan.
Failure is the path of the least persistence.
Jalur menuju kesuksesan seringkali membutuhkan banyak upaya keras; ada harga yang harus dibayar. Seperti Yusuf melalui proses yang tidak mudah dalam perjalanannya, dari lubang sumur hingga menjadi perdana menteri seluruh Mesir. Proses yang dijalaninya selama tigabelas tahun mengembangkan di dalam dirinya karakter seorang bangsawan yang layak berdiri di depan Firaun, juga karakter seorang pengurus harta Tuhan yang pandai dan berhikmat, yang di kemudian hari menyelamatkan seluruh dunia dari bencana kelaparan.
Rencana Tuhan bagi kita adalah rencana yang membawa kemakmuran dan kesejahteraan bukan kecelakaan, untuk memberikan masa depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). Oleh karena itu tidak ada orang Kristen yang bisa gagal dan miskin. Siapapun bisa sukses dan kaya terlepas dari situasi dan kondisi yang tidak mendukung, keterbatasan sumber-sumber ataupun hambatan lainnya . Prinsip-prinsip untuk kesuksesan dan kemakmuran terdapat di dalam Firman Tuhan bagi mereka yang mencarinya.
Empat kualitas kunci yang Anda harus kembangkan untuk sukses:
• Disiplin diri (self-discipline) ; tekun dan fokus dalam menggenapi visi Anda.
• Gairah atau semangat (passion) ; emosi menyala-nyala yang membuat Anda termotivasi, yang merupakan daya penggerak luar biasa untuk Anda mengejar tujuan Anda.
• Kemurahan hati (generosity); kontribusi Anda terhadap dunia sekitar dan orang lain, yang seringkali akan Anda tuai hasilnya di kemudian hari dalam cara-cara yang tidak pernah Anda duga sama sekali.
• Kreativitas (creativity); kesanggupan berpikir di luar kotak untuk mendapatkan ide-ide dan solusi baru.
Selain empat kualitas kunci disebutkan di atas, juga dibutuhkan ketekunan dan kegigihan, yaitu suatu sikap yang rajin, yang terus berusaha walaupun banyak tantangan, yang maju terus dan pantang menyerah walaupun mengalami kegagalan.
Abraham Lincoln merupakan contoh sempurna dari orang yang melampaui segala keterbatasan dan hambatan untuk terus tekun, fokus, dan gigih dalam menggapai cita-citanya. Dari sekedar bukan siapa-siapa, seorang yang terlahir di keluarga miskin, ibunya meninggal di umur 9 tahun, pernah mengalami kebangkrutan dan terjerat hutang yang besar, berkali-kali gagal dalam pemilihan kongres maupun senat. Ia menapaki jalur yang penuh rintangan sampai akhirnya menjadi presiden Amerika Serikat yang paling dikenang dan dicintai oleh rakyatnya.
Kisah Abraham Lincoln membuktikan bahwa tidak ada orang yang bisa gagal walaupun tantangannya banyak dan pintu-pintu tertutup bagi mereka. Semua orang bisa sukses asal mereka memiliki kebulatan tekad, ketekunan dan kegigihan. Seperti yang dikatakan Thomas A. Edison, yang mengalami kegagalan sebanyak 10,000 kali sebelum ia akhirnya berhasil menciptakan bohlam lampu listrik: "I have not failed. I’ve just found 10,000 ways that won’t work." (Saya belum gagal. Saya hanya telah menemukan 10,000 cara yang tidak berhasil.)
Bukan awalnya yang penting, melainkan bagaimana Anda mengakhirinya.
No comments:
Post a Comment