Total Pageviews

Jan 7, 2011

Toleran dengan kejelekan dan kelebihan orang

Han Qi, pejabat tinggi dari zaman Dinasti Song, Tiongkok Kuno pernah berkata, “Kita harus memperlakukan orang sama dan dengan tulus hati, baik memiliki kejelekan atau  kelebihan. Namun jika tahu memiliki kejelekan, hanya berkenalan dengan dia sudah cukup.
Pada umumnya, orang biasa mengetahui kejelekan orang, misalnya orang itu pernah menipu, mereka akan menceritakannya kepada orang lain.  Namun, Han Qi berbeda. Dia tahu jelas pikiran buruk seseorang, tapi dia tetap memperlakukannya sama dan tidak menceritakannya keluar.
Umumnya orang lebih suka dengan orang yang memiliki kelebihan dan bersikap baik dengan mereka.
Namun, sangat sulit jika berhubungan dengan orang yang memiliki kejelekan. Prinsip orang biasa adalah jika Anda baik, maka saya akan baik juga dengan Anda, Jika Anda berbuat jahat kepada saya, mengapa saya harus baik kepada Anda?
Dengan prinsip ini, ketika kita melihat orang lain memiliki masalah, kita menceritakannya ke semua orang. Ini akan membuat dia marah dan berbalik menyakiti kita.
Kita tidak toleran terhadap kesalahan atau kekurangan orang karena menganggap diri kita lebih bersih dan murni.
Sebenarnya, hal ini disebabkan hati yang tidak berasimilasi dengan kebajikan. Kita seharusnya selalu memperhatikan orang lain dan tidak mengeskpos kejelekan mereka. Saat menceritakan kekurangan orang, motif untuk melakukannya berasal dari ketidakpedulian dan kebencian. Tidak memiliki belas kasih untuk membantu orang lain.
Bila selalu menjaga hati tenang dan tidak terlalu peduli dengan pikiran orang, kita akan memiliki hati yang tulus dan bisa memperlakukan orang sama baiknya.
Sama ketika kita mengalami konflik saat berinteraksi dengan orang lain. Jika tidak mentolerir kekurangan orang, kita cenderung akan memiliki banyak musuh. Bahkan di antara teman-teman Anda, anda menolak orang dan Anda ditolak orang.  Akhirnya, Anda akan  bermusuhan dan bencana akan mengikuti.
Contoh nyata adalah perdana Menteri Kouzhun dari zaman Dinasti Song. Dia sangat lugas dan kritis terhadap kepribadian Dingwei yang suka menjilat. Dia menceritakan secara terbuka di depan orang banyak. Dinghui sangat tersinggung dan akhirnya membantu orang lain untuk merebut kekuasaan dan membuang Kouzhun ke Aizhou.
Belas kasih tidak berarti seseorang tidak bisa mengatakan benar dan salah. Sebaliknya, tahu persis jika ditipu dan disakiti, kita berpandangan luas dan tidak dendam terhadap orang lain. Dalam hati tahu semuanya, di permukaan kelihatan seperti orang bodoh yang gampang sekali ditipu orang dan tetap tenang. Kebanyakan orang tidak bisa berbuat itu kecuali seorang yang berkultivasi.
Perdana Menteri Kouzhun berbuat tidak baik, saat menemukan kejelekan orang, dia mengekpos kejelekan orang itu. Hasilnya, mereka bermusuhan. Kesempatan untuk merubah negara menjadi lebih baik juga hilang.
Han Qi sungguh luar biasa, dia menunjukkan sikap yang berbeda. Mengetahui keburukan orang, dia tetap memperlakukannya sama dan tulus hati, namun menjaga hubungan yang wajar dan menghindar dalam pikiran-pikiran yang tidak baik itu.
Orang yang bijaksana tahu bagaimana mengubah orang lain dengan kebajikan dan tidak meninggalkan atau menolak karena kekurangannya. Orang lain akan menerima kita dengan mudah hanya jika kita bisa bersikap toleran. (Erabaru/ngrh)

No comments:

Post a Comment