Total Pageviews

Jan 3, 2011

Sarjana peminta uang

Ada seorang sarjana yang sedang membaca buku di kamar bacanya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Setelah pintu dibuka dia melihat seorang kakek yang berambut putih, penampilannya sangat aneh. Setelah dipersilahkan masuk, sarjana ini bertanya kepada kakek ini, “Siapa nama kakek?”
“Saya bermarga Hu bernama Yangchen, sebenarnya saya sudah berkultivasi selama ribuan tahun. Karena saya mengagumi sarjana, maka saya ingin berteman dengan sarjana, ingin belajar dan membahas pengetahuan dengan sarjana.”
Sarjana orangnya sangat terbuka dan sederhana, sama sekali tidak aneh mendengar cerita kakek tua ini, akhirnya mereka berdua mulai mengobrol dengan asyik membahas segala hal. Kakek tua ini sangat terpelajar, pengetahuannya sangat luas, tutur katanya sangat anggun, penjelasannya mudah dicerna, sehingga membuat sarjana ini sangat mengagumi kakek tua ini sehingga dia bertekad akan bersahabat dengan kakek tua ini.
Pada suatu hari, ketika mereka sedang mengobrol sarjana ini dengan suara berbisik berkata kepada kakek tua, “Engkau sangat baik terhadap saya, tetapi engkau lihatlah saya sangat miskin, terkadang tidak mempunyai uang untuk mengisi perut, engkau adalah dewa, hanya dengan sedikit mengibaskan tangan maka akan mendapat uang yang banyak, jika engkau memang baik terhadap saya, kenapa tidak membantu saya?”
Kakek tua setelah mendengar perkataannya, terdiam sejenak, merasa sangat tidak enak, tetapi kemudian dengan tersenyum dia berkata, “oh..ini adalah  hal yang mudah dilakukan, engkau carilah beberapa puluh dollar sebagai uang induk, yang nantinya akan lahir banyak sekali uang.”
Sarjana menuruti permintaan kakek tua, lalu mereka berdua kesebuah kamar rahasia, sambil berjalan perlahan mulut kakek ini mengucapkan mantera, tiba-tiba dari atap rumah banyak uang berjatuhan bagaikan hujan yang turun dengan deras, hanya sekejap seluruh kamar ini penuh dengan uang sampai mencapai 3 kaki,  lalu kakek tua bertanya kepada sarjana, “Coba engkau lihat apakah sudah cukup?”
“Oh sudah… sudah cukup”, kata si sarjana.
Sarjana sangat gembira, lalu mereka berdua keluar dari kamar rahasia ini, setelah mengunci pintu kamar, dan mengantar kakek tua meninggalkan rumahnya, sarjana bermaksud masuk ke kamar rahasia ini mengambil uangnya. Begitu pintu kamar terbuka dia melihat seluruh uang yang tadi menumpuk di kamar ini telah lenyap, yang tersisa adalah uang induk yang beberapa lembar tersebar diatas lantai.
Sarjana sangat kecewa, dia pergi mencari kakek tua bertanya kenapa membohongi dan mempermainkan dia. Kakek tua dengan ringan berkata kepada sarjana, “Saya berteman dengan anda adalah untuk membahas pengetahuan dan puisi, bukan untuk bersekongkol untuk mendapatkan uang yang tidak halal.
Di kamar tadi yang penuh dengan uang, uang tersebut saya pinjam sementara dari orang lain,  dan supaya tidak berdosa, uang tersebut sudah saya kembalikan semua kepada orang lain, jika engkau masih menginginkan uang yang tidak halal, sebaiknya engkau pergi mencari pencuri sebagai temanmu. Saya tidak bisa berteman dengan engkau lagi.”
Setelah berkata demikian, kakek tua menghilang dari tempat itu. (Erabaru/hui)

No comments:

Post a Comment