Total Pageviews

Jan 16, 2011

BATAS


Siapa yang tidak suka bermain? Sejak kecil kita akrab dengan kegiatan bermain. Permainan fisik, misalnya olahraga. Permainan otak yang mendidik. Atau, permainan yang membangun kebersamaan. Semua permainan memiliki aturan main. Ada batas-batas yang mengendalikannya. Lapangan badminton punya garis pembatas. Sepakbola punya batas waktu. Langkah-langkah tertentu membatasi permainan di papan catur. Permainan kelereng pun dibatasi cara bermain yang disepakati bersama. Melanggar batas berarti mengacau permainan, dan akan kena sanksi.

Kitab Yosua sampai pasal 13 mengisahkan bagaimana Israel—dipimpin Yosua—memasuki Kanaan. Bertempur di medan laga. Namun, memasuki pasal 14 dan seterusnya, suasana berubah. Mereka memasuki periode kehidupan yang lain. Tahap yang baru. Saatnya menata kehidupan bersama. Maka, Tuhan menuntun Yosua mengatur batas wilayah bagi masing-masing suku. Dari kehidupan mengembara di padang liar tanpa batas, mereka belajar hidup bersama dalam batas-batas yang harus dihormati di Tanah Perjanjian. Batas-batas itu kelak menentukan hak, warisan, dan pusaka masing-masing. Dan, agar tidak kacau, sejak semula batas-batas sudah ditegaskan dan ditegakkan.

Tuhan mencipta kita dengan banyak aspek hidup yang masing-masing juga ada batasnya. Kehidupan bersama akan berjalan baik hanya jika batas-batas itu disadari, dihormati, dipelihara. Makan ada batasnya. Berbicara ada batasnya, tak asal buka mulut. Bekerja mengenal batas kemampuan, waktu, peraturan. Pergaulan sehat dibatasi kesopanan dan tata susila. Hidup ini seperti sebuah permainan, semua harus bermain dalam batas-batas aturan mainnya.

SUDAHKAH KITA MENYADARI, MENGHORMATI

DAN MEMELIHARA BATAS-BATAS DALAM KEHIDUPAN KITA?

No comments:

Post a Comment