Total Pageviews

Dec 30, 2010

Tanda-Tanda Teman / Sahabat Jatuh Cinta (Punya Rasa)


Tanda-Tanda Teman / Sahabat Jatuh Cinta (Punya Rasa) – Semakin banyak hubungan cinta yang “complicated”, atau jadi “tanpa status” gara-gara kamu lebih nyaman dengan tipe hubungan yang terselubung seperti ini.
Ada banyak kemungkinan kamu nggak mau menjadikannya resmi, karena perasaan takut kehilangan sikapnya yang manis, cemas karena orang-orang di sekitar kalian nggak bisa menerima hubungan yang resmi.
Tapi, nggak bisa dipungkiri juga kan, kalau kamu kadang bingung mengartikan sikapnya? Sebenarnya dia benar-benar cinta atau sekedar menikmati hubungan tanpa status ini?
1. Chemistry.
Saat kamu menatap matanya, dan matanya melihatmu, terasa ada getaran menggelitik aneh di dalam dirimu. Atau ada istilah “butterfly in my stomach when we stared each others” untuk mengungkapkan perasaan chemistry itu.
2. Saat istimewa kamu dan dia.
Dia lebih memilih menantikan saat-saat bersamamu ketimbang dengan teman-temannya. Menurutnya, saat bersamamu, dia bisa jadi siapa yang dia inginkan.
3. Sentuhan lembut.
Bukan sentuhan ke area-area “terlarang”, tapi sentuhan lembut ke rambut, sekedar menggandeng, atau merangkul santai. Bukan pelukan dan sentuhan yang kasar dan dipaksakan.
4. Pujian atau komentar-komentar lucu
Dia selalu punya kata-kata pujian dan komentar lucu saat bersamamu. Entah itu mengomentari penampilanmu, atau mengomentari hari tersial dalam hidupmu menjadi hari terkonyol dan bikin kalian tertawa bersama-sama. Dia selalu ingin membuatmu tertawa.
5. Rayuan manis.
Bukan rayuan semacam, “bibirmu seksi seperti Angelina Jolie, rambutmu wangi seperti mawar” Ih! Kalau itu sih rayuan gombal. Rayuan manis di sini hanya berlaku saat hari-harimu terasa berat dan dia bilang, “Semua akan berlalu kok. Tenang aja.” Sweet!
6. Obrolan yang menyenangkan.
Nggak ada istilah “garing” saat bercanda, ngobrol, diskusi, berdebat dalam topik apapun saat bersamamu. Dia yang biasa diam dan nggak banyak komentar, ternyata saat bersamamu jadi super cerewet dan banyak hal bisa jadi bahan diskusi. Kamu pun juga nggak merasa terganggu sama perubahan sikapnya.
7. Hadiah perhatian.
Hadiah yang dia berikan bukan barang mahal, tapi yang benar-benar kamu butuhkan. Mungkin barang sepele, tapi dia memperhatikan kalau kamu lagi butuh banget benda itu. Justru hadiah yang seperti ini menunjukkan kalau dia benar-benar sayang kamu.
8. Penampilan.
Dengan penampilan seperti apapun dia merasa sangat nyaman ada di dekatmu. Dia bisa jadi diri sendiri tanpa harus berpenampilan keren. Hebatnya lagi, kamu pun nggak merasa terganggu dengan penampilannya yang apa adanya.
9. Lebih dari sekedar sahabat.
Pacar bukan, tapi juga bukan sahabat. Dia memperlakukanmu lebih dari sekedar sahabat tapi juga lebih dari pacarnya. Kamu adalah “seseorang yang berarti” buat dia. Kamu orang pertama yang harus dapat kabar terbaru darinya. Kamu adalah orang pertama tempat dia cerita soal hidupnya.
10. 10. SMS, telpon, email, FB, Twitter.
Mungkin sms dan komentar yang dia kirimkan bukan sesuatu yang manis, tapi setiap kamu posting sesuatu, dia langsung bereaksi. Setiap saat kirim sms lucu, menanyakan kabarmu, bahkan kadang sedikit marah saat kamu nggak membalas sms, telepon, email, posting FB dan Twitter.
Sedikit tambahan, “Tanda-Tanda Teman / Sahabat Jatuh Cinta (Punya Rasa)” ini nggak bisa diterapkan saat dia masih punya hubungan romantis dengan orang lain. Itu tandanya, dia suka mempermainkan perasaan orang lain, dan terutama dalam hal ini, perasaanmu. olgamagazine.com

Dec 29, 2010

Mengapa ini terjadi

Sungguh tak terperi duka dan derita yang dirasakan Sardiyanto, pria paruh baya yang berasal dari Jawa Tengah itu. Ia selalu meneteskan air mata ketika mengenang peristiwa tragis yang terjadi tiga tahun silam. Bagaimana tidak, ia harus kehilangan lima anggota keluarganya sekaligus dalam peristiwa nahas tragedi hilangnya pesawat komersial nasional jurusan Surabaya-Manado pada tanggal 1 Januari 2007. Sardiyanto tidak sendirian, ada banyak keluarga lain yang juga turut kehilangan orang-orang dalam kecelakaan tersebut.
Ketika kita mengalami peristiwa menyedihkan, kerap timbul pertanyaan di hati, “Mengapa ini terjadi? Mengapa saya harus mengalami ini?” Dan, kita tidak menemukan jawabnya. Ya, dalam hidup ini ada banyak peristiwa yang terjadi tanpa alasan atau jawaban yang memuaskan. Bencana alam yang meluluhlantakkan dan meninggalkan luka begitu dalam; penyakit berat yang tiba-tiba datang mendera tubuh; kegagalan demi kegagalan; dan persoalan yang seolah-olah tidak berujung.
Begitulah, banyak hal dalam hidup ini yang terjadi begitu saja. Maka, baiklah kita meresponsnya bukan dengan gugatan atau pun protes, melainkan dengan hati yang berserah dan tetap bersyukur. Seperti pemazmur yang dalam segala duka dan derita, tekanan jiwa dan kegelisahannya yang dialami, ia berharap kepada Allah dan tetap bersyukur kepada-Nya (ayat 6). Maka, marilah kita berhenti mencari jawaban.
Jalani saja hidup ini dengan rela. Mungkin itu tidak serta merta akan menyelesaikan masalah, tetapi minimal tidak akan menimbulkan masalah baru atau menambah berat masalah yang sudah ada
BERDAMAI DENGAN KENYATAAN KERAP MERUPAKAN JAWABAN DARI BANYAK PERTANYAAN

Dec 27, 2010

Pencuri Impian (Pelajaran Dr Rumania)

Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir, dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepukan kepadanya.
Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat,dan dari tangan dinginnya telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari.



Si gadis muda bertanya...
"Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian saya". "Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit",jawab sang pakar.
Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar.Si gadis langsung berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak pernah akan menari lagi.
Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya, dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.
Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu ini membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Sang pakar masih mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab. Si ibu bertanya, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam.
Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"
"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu.
Saya rasa kamu akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-2 berhenti dari dunia tari", jawab sang pakar.
Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar. "Ini tidak adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua impian saya.
Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit.
Anda seharusnya memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja.
Mestinya saya bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!"
Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak .... Tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar.
ANDA TIDAK HARUS MINUM ANGGUR SATU BAREL UNTUK MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK. Demikian juga saya.
Saya tidak harus menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar.
Dan satu hal yang perlu anda camkan, bahwa ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN ANDA, BUKAN PADA UCAPAN ATAU TINDAKAN SAYA. Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang bertumbuh. PUJIAN ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA. ADA KALANYA MEMOTIVASIMU, BISA PULA MELEMAHKANMU. Dan faktanya saya melihat bahwa sebagian besar PUJIAN YANG DIBERIKAN PADA SAAT SESEORANG SEDANG BERTUMBUH, HANYA AKAN MEMBUAT DIRINYA PUAS DAN PERTUMBUHANNYA BERHENTI. SAYA JUSTRU LEBIH SUKA MENGACUHKANMU, AGAR HAL ITU BISA MELECUTMU BERTUMBUH LEBIH CEPAT LAGI.
Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. TIDAK PANTAS ANDA MEMINTA PUJIAN DARI ORANG LAIN . Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya anda pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.
MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU. SAKIT HATI YANG AKAN CEPAT HILANG JIKA ANDA BERLATIH KEMBALI. TAPI SEKARANG, SAKIT HATI ITU MENJADI PENYESALAN ANDA HARI INI YANG TIDAK AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA-LAMANYA ..."

Sumber : Lambok A. Sitorus

Dec 20, 2010

Apakah Anda Mudah Menyerah

Bila kita belum bisa memahami makna pemberian dan karunia dari Tuhan Sang Pencipta Alam, mungkin kita akan berprasangka buruk pada-Nya, kenapa kok ada yang terlahir kedunia tidak sempurna selayaknya manusia lain, apakah Tuhan tidak adil. Bila kita beriman pada-Nya kita tetap akan mengakatakan Tuhan Maha Adil, Zat yang paling adil. Semua hal apapun tidak mungkin terjadi tanpa sepengetahuan dan kehendak Tuhan. Tuhan Maha Mengerti apa yang terbaik bagi umatnya, oleh karena itu apa yang kita miliki apapun kondisinya itulah yang terbaik bagi kita saat ini.
Nick Vujicic, tanpa 2 lengan dan 2 kaki, masih bisa melakukan banyak hal dalam hidup ini, bagaimana dengan kita?
Nick Vujicic, tanpa 2 lengan dan 2 kaki, masih bisa melakukan banyak hal dalam hidup ini, bagaimana dengan kita?
Adalah Nick Vujicic yang lahir pada 4 Desember 1982 di Melbourne Australia dari keluarga Kristen Serbia, terlahir tanpa memiliki 2 tangan dan 2 tungkai kaki, kini hidup sebagai seorang motivator sukses, selain itu juga sebagai seorang rohaniawan Nasrani Nick aktif memberikan pencerahan bagi banyak umat dari gereja ke gereja. Nick juga menjadi direktur sebuah organisasi nirlaba yaitu Lifewithoutlimbs yang aktif memberikan seminar motivasi bagi banyak kalangan.
Hidupnya dihabiskan untuk banyak memberikan motivasi bagi banyak orang
Hidupnya dihabiskan untuk banyak memberikan motivasi bagi banyak orang
Kondisi fisik yang sedemikian membuat hidup Nick penuh dengan kesulitan, bagaimana tidak sekolah formal di Australia tidak menerima calon murid dengan kondisi tubuh seperti yang dimiliki Nick. Pada usia 10 tahun sempat terpikir olehnya untuk bunuh diri karena merasa frustasi seringkali hidupnya menjadi bahan olok-olok dan diremehkan serta merasa tidak bisa melakukan banyak hal sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain.
Nick pun masih bisa berkarya dan melakukan apa yang orang lain bisa lakuan, walaupun dengan keterbatasan
Nick pun masih bisa berkarya dan melakukan apa yang orang lain bisa lakuan, walaupun dengan keterbatasan
Namun Akhirnya Nick memutuskan untuk menyerahkan semuanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa, lalu diapun seakan mendapat ilham untuk lebih banyak bersyukur dengan kondisi apapun yang dia miliki sekarang. Akhirnya mulailah hidip Nick baru yang penuh optimis, hingga akhirnya Nick pun mampu menyelesaikan Sarjana Akuntansi juga aktif dalam kegiatan nirlaba untuk memberikan pencerahan pada banyak kalangan.
Nah kita coba bertanya pada kita sendiri hari ini, apakah dan seberapa banyak yang telah Tuhan berikan pada kita hingga saat ini, namun kenapa seringkali kita masih pesimis untuk menggapai kesuksesan dengan dalih keterbatasan kita, seribu satu alasan sering kita cari untuk pembenaran tidak melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa jadi adalah awal untuk pintu keberhasilan kita dimasa depan. Mungkin sosok Nick bisa kita jadikan sebagai inspirasi, dengan keterbatasan diri mulai dari lahir banyak sekali kesuksesan dah hal yang bisa dia perbuat untuk pencerahan ribuan orang yang dia berikan motivasi. Tidak kah kita tergerak untuk melakukan lebih karena Tuhan menciptakan kita sebaik mungkin. Akhirnya ruanghati hanya berpesan untuk masing masing kita lagi-lagi mengucap syukur serta tetap berpikir positif pada apapun yang telah Tuhan berikan pada kita saat ini.

Why Forgiveness

October 8, 2010 - October is Pastor Appreciation Month. During this month, we will post various articles as a tribute to pastors, encouragement for their families and help for lay people in ministering to their pastors. For the first article we caught up with Rebecca Nichols Alonzo, a pastor’s daughter, who wrote a memoir titled The Devil in Pew Number Seven. Her new release documents the years of terror her family endured at the hands of a member of the community. Find out her take on forgiveness.
By Joy Allmond

Being a pastor or part of a pastor’s family is not an easy road. Rebecca Nichols Alonzo has firsthand knowledge.
In 1969, her father, Robert Nichols, moved to Sellerstown, N.C. with his wife, Ramona, who was expecting Alonzo, to pastor a small town church. They were warmly welcomed by this community and their congregation. In less than one year, the church grew from 11 to 100 members.
The town was happy about the new addition, except for one man who sat in “pew number seven” every Sunday – Mr. Watts. He was a wealthy county commissioner who controlled the community for years. He began a string of terror on the Nichols family that lasted for over five years. The harassment included threatening letters, drive-by shootings and explosions around the parsonage in which they lived.
Several years after this terror began, an armed man entered the Nichols home, and things were never the same.
Lessons on Forgiveness
While Alonzo’s story is an extreme example of the difficulties of pastoral life, forgiveness is an issue many clergy families must face.
“As a child, my mother and I used to pray consistently for Mr. Watts,” Alonzo remembers. “The Bible is very black and white about forgiveness. It doesn’t matter whether the offender ‘deserves’ it or whether you ‘feel’ like forgiving. Romans 12:14 clearly tells us to bless those who persecute us. The Word of God is full of instruction on how to deal with disgruntled church members or with those who usurp authority. It tells us to love our enemies and do good to those who hate us.
“Jesus is our greatest example of forgiveness, as He hung on the cross and asked God to forgive those who crucified Him. This principle should apply to us today as we go through hard times in churches. When there is a problem in a church, the power of God can come in and take care of that problem Hisway. We are blessed when we obey Him and forgive others. However, this doesn’t mean He is going to take the people out of your church who have caused the problems.”
The Power of a Loving Congregation
While Alonzo’s family suffered under the mistreatment of this man, that experience did not interfere with her spiritual growth or her connection with the church. She testifies to the power of a strong, supportive, loving congregation.
“Because everyone else in the church was so loving and thankful that my parents were there, it didn’t taint my view of the church or the community. I looked to my mom’s strength and love for people and saw that my dad was faithful to the call God placed on his life,” Alonzo explains. “Because Mr. Watts came to church every Sunday, their hope was that the Word of God would penetrate his heart, he would receive Jesus, and as a result, those seeds of anger and bitterness would melt away.”
Alonzo encourages people to pray for their pastors. “Please pray for a hedge of protection around pastors, their families, their minds and their finances,” said Alonzo. As for pastoral families, she urges them to trust in God’s protection. “Just know that He will be there with you during anything you go through.”
- From Billy Graham Evangelistic Association -

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat

oleh Fransisca Susy Handoko



Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak, Anda menciptakan kemajuan.
Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali. MASALAH adalah TANTANGAN untuk Maju...

Bila engkau menganggap masalah sebagai beban, engkau akan menghindarinya, dan engkau kehilangan kesempatan untuk melihat pertolongan ajaib dari Tuhan. Bila engkau menganggap masalah sebagai tantangan, engkau mungkin akan menghadapinya. Dan lama-lama otot rohanimu akan semakin kuat dan terlatih, sehingga setiap saat engkau dapat menyaksikan keajaiban Tuhan!

Masalah: adalah tantangan untuk maju!
Masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan sudut pandang yang benar, anda dapat melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tidak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun diisi dengan berbagai macam masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah :)

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula eraman hangat di malam-malam yang dingin, namun ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi.

Detik pertama, anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan. Mereka menjerit ketakutan! Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila Anda tidak berani mengatasi masalah bersama Tuhan, Anda tidak akan menjadi seseorang yang sejati dan tidak dapat melihat pertolongan-Nya.

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah Anda raih, namun berapa banyak kegagalan yang telah Anda hadapi, dan keberanian yang membuat Anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi. Sampai Anda mendapatkan kemenangan atasnya. Semangat!! Hadapi hari ini bersama dengan hikmat dan kekuatan Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati

Dec 14, 2010

Empat Istri Bangsawan

Empat Istri Bangsawan
Penulis : Andrie Wongso

Alkisah, ada seorang bangsawan kaya yang memiliki empat orang istri. Suatu hari, sang bangsawan jatuh sakit dan menyadari bahwa ajal akan segera datang menjemput. Sang bangsawan berpikir, "Aku memiliki harta berlimpah dan empat istri yang cantik dan mencintaiku, tetapi jika aku mati, aku akan sendiri kesepian. Tapi aku yakin, ada istriku yang akan menemaniku di kala sepi nanti."
Karena itu, kemudian dipanggillah istri keempatnya yang paling disayang, "Istriku, aku paling mencintaimu, melimpahimu dengan pakaian dan perhiasan terbaik dan termahal. Bila aku mati, maukah kau menyertaiku?"
"Tidak, aku tidak bisa," jawab si istri tegas. Jawaban itu sungguh mengagetkan si bangsawan, sebab, ia sungguh tidak mengira istri yang paling dicintainya justru menolak mentah-mentah ajakannya.
Maka, dengan perasaan kecewa, dipanggilnya istri ketiga. Ia lantas menanyakan hal yang sama kepada istri ketiganya, "Istriku, engkau tahu, aku mencintaimu dengan segenap hidupku. Maukah kau ikut bersamaku bila aku mati nanti?"
Jawaban senada ternyata juga muncul dari istri ketiga itu, "Aku tidak mau! Hidup ini begitu indah untuk di sia-siakan. Aku akan menikah lagi bila kamu sudah mati." Mendengar jawaban ini, hati si bangsawan pun semakin merana.
Dengan sedih, dia melanjutkan pertanyaannya kepada istri kedua yang segera dipanggilnya, "Istriku. Saat aku membutuhkanmu, engkau selalu siap menolongku. Sekarang aku butuh pertolonganmu terakhir kali. Jika aku mati, maukah engkau pergi bersamaku?"
"Maafkan aku suamiku, kali ini aku tidak sanggup menolongmu. Aku hanya bisa mengiringi kepergianmu dengan air mata hingga ke tanah pemakaman." Jawaban ini membuat sang bangsawan semakin kecewa dan sakit hati...

Saat itu, tiba-tiba terdengar suara berbisik merdu, "Aku akan selalu bersamamu suamiku. Aku akan ikut ke mana pun engkau pergi." Sang bangsawan menoleh dan mendapati istri pertama yang rupanya sejak tadi sudah datang tanpa disadarinya. Ia adalah sosok perempuan yang sangat setia dan telah berjasa seumur hidupnya dalam menjaga kekayaan dan kejayaan sang bangsawan, sekaligus mengurus rumah tangga mereka. Sayang, sang bangsawan kurang mencintai dan jarang memperhatikannya sehingga si istri tampak kurus, lemah dan kurang terawat.
Mendengar bisikan tulus istri pertama itu sang bangsawan sangat tersentuh hatinya. Dia pun berucap lirih, "Istriku, walau terlambat menyatakannya, maafkan aku. Aku seharusnya lebih memperhatikan dan menyayangimu selagi aku bisa." Maka, dibelailah penuh kasih sayang istri pertamanya itu. Bangsawan itu berjanji dalam hati, sebelum ajal benar-benar menjemput, ia akan lebih memperhatikan istri pertamanya itu.

Netter yang luar biasa,

Cerita tersebut sesungguhnya adalah <span>perumpamaan kisah perjalanan hidup anak manusia</span>. Istri keempat diibaratkan sebagai tubuh jasmani kita. Tidak peduli bagaimana pun usaha kita untuk mempercantik tubuh kita dengan balutan gaun yang indah dan aneka perhiasan mahal, pada saat ajal tiba, tubuh beserta aksesori apa pun tidak mungkin akan pergi bersama kita. Tak mungkin kita membawa itu semua bersama kita saat mati nanti.
Kemudian, istri ketiga ibarat kekayaan dan jabatan yang berhasil kita capai. Ketika kita mati, tidak mungkin semua akan dibawa serta. Sebab, akan ada orang lain yang menggantikan jabatan dan mengambil alih kekayaan kita.
Sementara itu, istri kedua, bisa diibaratkan sebagai keluarga, tetangga, dan teman-teman di sekeliling kita. Saat kita hidup, tidak peduli sedekat dan sebaik apa pun mereka, saat kematian tiba, mereka hanya akan mengantar dan menangisi kepergian kita sampai ke tanah pemakaman.
Yang terakhir dan paling setia, yakni istri pertama, dapat diibaratkan sebagai kesadaran akan amal perbuatan serta nilai spiritual yang ditanamkan sepanjang hidup kita. Tanpa terasa, kadang amal dan kebajikan mungkin telah kita abaikan sepanjang waktu, apalagi selama mengejar kesenangan duniawi. Bahkan, tak jarang kita melupakannya, meski banyak pula yang mengingatkan. Padahal, sebenarnya, justru amal dan kebajikanlah, satu-satunya hal yang akan menyertai kita, kemana pun kita pergi. Kebajikan pulalah yang akan dikenang orang jika kita sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Maka, mari kita segera mengembalikan kesadaran untuk berbuat amal kebajikan bagi sesama. Kita jadikan waktu yang masih kita miliki untuk menebar kasih dan menanam biji kebaikan. Jangan sampai, saat ajal menjemput, terbit penyesalan, sebab, semua itu tak kan berguna lagi. Dan, kita tanamkan pula nilai-nilai kesadaran spiritual dengan selalu mensyukuri kebesaran nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita.
Sadari sejak awal, sejak saat ini, selagi Yang Kuasa masih memberi napas kehidupan, untuk selalu memelihara dan memupuk sikap mulia dengan rajin membantu sesama. Mari, jadikan amal baik dan perbuatan luhur sebagai pendamping setia kita saat ajal menjelang, sehingga, tak kan ada penyesalan